Thecronutproject.com – Pada akhir perdagangan Rabu (tepatnya Kamis pagi WIB), harga minyak lebih tinggi, dikarenakan menurunnya stok minyak mentah AS sehingga memperkuat ekspetasi meningkatnya permintaan menjelang masa puncak musim mengemudi selama musim panas. Hal tersebut mengimbangi kekhawatiran jika kemungkinan kembalinya pasokan dari Iran membuat jumlah pasokan terlalu berlebih.
Untuk pengiriman Juli, minyak mentah berjangka Brent meningkat 16 sen atau sebesar 0,3%. Menjadi ditutup pada angka 68,87 dolla AS di setiap barel. Disisi lain, minyak mentah berjangka WTI (West Texas Intermediate) AS untuk masa pengiriman Juli terangkat 14 sen atau sebesar 0,2%. Menjadi menetap pada angka 66,21 dolar AS disetiap barel.
Kedua harga acuan minyak memotong kerugian awal usai data pemerintah memperlihatkan stok minyak mentah AS yang berada di Oklahoma, Cushing. Pusat penyimpanan WTI mengalami penurunan di pekan lalu ke level paling rendah sejak bulan Maret 2020. Sejumlah pabrik penyulingan semakin meningkatkan pemanfaatan ke level sebelum pandemi.
Baca juga : Phapros Membagikan 40% Dividen dari Laba Bersih Lantaran Penjualan Meningkat Pesat
Pasokan produk bensin meningkat menjadi 9,5 juta barel setiap harinya, menunjukkan permintaan, sedangkan permintaan distilat juga jauh lebih tinggi. Konsumsi bensin secara umum mengalami peningkatkan mulai Hari Memorial AS, yakni pada tanggal 31 Mei 2021, ketika warga turun ke jalan.
Harga juga menemukan sejumlah dukungan dari dicabutnya pembatasan virus corona. “Dorongan agar ‘berangkat” selama liburan yang dihalangi oleh pandemi pada tahun lalu akan memperkuat dukungan pasar bensin,” jelas Jim Ritterbush, selaku presiden Ritterbusch and Associates yang berada di Galena, lllinois.
Namun para pelaku pasar ikut mengamati perkembangan mengenai pembicaraan nuklir Iran-AS. Itu bisa saja mengarah kepada dicabutnya sanksi terhadap industri energi di Iran dan melepaskan hasil minyak Iran ke pasar.
“Harga bakal tetap didukung selama musim panas dimana satu-satunya hal yang bisa mengimbangi kenaikan harga minyak adalah potensi kembalinya produk minyak Iran,” ujar Andy Lipow, selaku presiden Lipow Oil Associates yang berada di Houston, Texas.
Ali Rabiei, juru bicara pemerintah Iran menjelaskan bahwasannya ia optimis Taheran bakal segera mencapai sebuah kesepakatan, meski negosiator utama Iran menjelaskan masalah serius masih tetap ada.
Analis menerangkan jika Iran bisa memberi pasokan tambahan antara 1 juta – 2 juta barel per hari apabila kesepakatan berhasil tercapai.
Iran dan kekuatan global sudah menggelar pembicaraan di Wina sejak bulan April lalu untuk menyusun langkah-langkah yang perlu diambil Teheran di kegiatan nuklir dan Washington perlu mencabut sanksi agar kembali ke kepatuhan penuh pada pakta yang dicapai oleh Iran melalui kekuatan dunia di 2015.
Rusia menjelaskan Organisasi Negara-Negara Pengekspor Minyak sekaligus sekutunya, sebuah kelompok yang disebut sebagai OPEC+, perlu mempertimbangkan adanya kemungkinan meningkatknya produksi Iran pada saat menilai langkah selanjutnya.
OPEC+ kembali memproduksi minyak dengan jumlah 2,1 juta barel per hari sampai bulan Juli, mengurangi pemangkasan menjadi berjumlah 5,8 juta barel per hari. Pertemuan diantara mereka selanjutnya akan ditetapkan pada tanggal 1 Juni.