Thecronutproject.com – Akhir-akhir ini, masyarakat lebih senang belanja dengan sistem grosir karena bisa mendapat harga yang lebih murah. Bagi pemilik toko, tentu harus pintar-pintar mengatur strategi harga.
Cara menentukan harga grosir dan eceran bisa jadi membingungkan bagi pelaku usaha baru. Nah, supaya tidak bingung, simak artikel ini, ya.
Jualan Grosir atau Eceran, Mana yang Lebih Untung?
Jika ditanya mana yang lebih untung, jawabannya tentu keduanya sama-sama menguntungkan. Perbedaannya hanya pada margin keuntungan. Pada sistem jualan eceran, tentu margin keuntungan lebih besar.
Namun pada pembelian grosir, jumlah pembelian yang lebih banyak lebih cepat mendatangkan keuntungan walaupun marginnya kecil.
Masyarakat kini pun mulai beralih ke pembelanjaan sistem grosir, khususnya di masa-masa pandemi seperti sekarang ini. Pasalnya, harga yang didapat bisa lebih murah walaupun pembelanjaan harus lebih banyak. Perubahan pola belanja ini membuat pelaku usaha harus lebih fleksibel dalam menjual produknya.
Jika baru akan membuka usaha yang melayani penjualan grosir dan eceran, tentu harus mengetahui cara menentukan harga grosir dan eceran yang benar.
Selain faktor biaya dan margin, penjual juga tetap harus memperhatikan harga di pasaran. Hal ini penting untuk mempertahankan dan menarik konsumen.
Cara Menentukan Harga Grosir dan Eceran
Ada beberapa cara yang bisa digunakan untuk menentukan harga grosir dan eceran suatu produk. Cara-cara yang akan dijabarkan kali ini sangat berguna bagi pelaku usaha pemula. Yuk, simak cara berikut ini:
1. Hitung Biaya
Cara yang pertama tentu harus menghitung semua biaya yang diperlukan dalam memperoleh produk. Jika produk diproduksi sendiri, maka semua biaya produksi dan biaya lainnya harus dimasukkan ke dalam komponen harga.
Tetapi bila produk didapatkan dengan cara kulakan, maka masukkan harga beli dan juga biaya-biaya yang timbul misalnya biaya transport dan pengiriman.
Jika ada karyawan, perhitungkan juga biaya untuk gaji karyawan dan juga biaya operasional lainnya.
Baca juga: Usaha modal kecil untuk fresh graduate
2. Hitung Margin
Seperti sudah disinggung di atas bahwa margin untuk harga eceran lebih tinggi daripada grosir. Misalnya, pada harga eceran margin ditetapkan sebesar 45% sedangkan pada harga grosir margin hanya 35%.
Penetapan margin ini juga harus memperhatikan margin yang umum dan wajar untuk sebuah usaha.
Dengan margin yang lebih besar, tentu harga jual eceran lebih menguntungkan. Tapi, waktu mendapatkan keuntungan lebih cepat dari penjualan secara grosir.
Alasannya karena produk yang terjual sekaligus banyak sehingga perputaran produk cepat.
Baca juga: cara menghitung margin keuntungan
3. Tentukan BEP
Setelah menghitung margin dan biaya, sebenarnya sudah bisa didapatkan harga jual. Tapi, ada faktor BEP (Break Even Poin) yang juga perlu dipertimbangkan.
BEP adalah waktu dimana pendapatan akan impas dengan pengeluaran. Dengan harga yang ditetapkan, berapa lama waktu untuk impas bisa didapat.
BEP bisa digunakan sebagai ukuran kapan usaha akan mendatangkan keuntungan bersih. Faktor harga sangat mempengaruhi durasi dari BEP ini. Itulah mengapa BEP juga bisa dijadikan dasar penentuan harga jual eceran atau grosir.
Pelajari juga cara menghitung BEP
4. Survei Harga di Pasar
Harga grosir dan harga eceran bisa didapat juga dari penjual lain. Pada produk-produk yang sama, umumnya harga di pasaran tidak akan jauh berbeda.
Maka, yang perlu dilakukan adalah mencari distributor, supplier, atau produsen yang bisa memberikan harga paling baik agar keuntungan bisa maksimal walaupun harga sama dengan pesaing.
Jika sudah menentukan harga, kita juga harus melakukan promosi produk untuk mendapatkan penjualan yang maksimal. Pelajari di artikel cara promosi produk.
Nah, itulah cara-cara menentukan harga grosir dan eceran yang bisa dikulik pelaku usaha pemula. Jangan khawatir salah menentukan harga. Selama referensi terkait harga banyak, maka proses menentukan harga bisa lebih mudah.