Thecronutproject.com – Memilih investasi jangka pendek tentu saja harus disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan masing-masing. Bukan hanya soal kekuatan dana, jangka waktu yang dipilih pun harus diperhitungkan dengan baik.
Beberapa jenis investasi menawarkan keuntungan besar jika ditanam dalam jangka panjang.
Jenis Investasi Jangka Pendek yang Sering Ditawarkan
Meski begitu, ada pula jenis investasi jangka pendek seperti berikut, yang memungkinkan investor mengambil margin dalam waktu singkat:
1. Deposito
Jenis investasi ini tentu sudah tak asing bagi kebanyakan orang, terutama bagi para nasabah perbankan.
Deposito menjadi salah satu jenis investasi jangka pendek yang kerap ditawarkan oleh petugas bank kepada nasabah. Selain karena pengelolaannya yang mudah, pilihan nominal investasinya pun beragam bahkan tergolong ringan.
Memiliki akun deposito di sebuah bank, berarti memiliki investasi yang tergolong ke dalam jangka pendek. Hal ini karena deposito adalah jenis investasi yang bisa dicairkan kembali dalam jangka waktu mulai 1 bulan saja.
Bahkan, di beberapa bank, tawaran deposito pun mulai merambah ke jenis deposito harian atau dikenal dengan nama Deposito On Call. Rentang bunga yang ditawarkan oleh pihak bank pun beragam mulai dari penempatan deposito 1 bulan, 3 bulan, hingga 12 bulan.
2. Reksadana Pasar Uang
Reksadana pasar uang adalah jenis investasi jangka pendek di pasar sekunder yang tergolong aman. Sebagaimana diketahui, para investor reksadana yang menanamkan modalnya dalam jenis reksadana ini, akan mendapatkan margin keuntungan dari instrumen investasi seperti deposito atau obligasi.
Deposito dan obligasi adalah 2 jenis investasi yang sangat aman, sehingga para investor reksadana pasar uang pun tak perlu khawatir dengan resiko kerugian yang besar.
Baca juga: Keuntungan investasi reksadana
Umumnya, jangka waktu yang ditawarkan adalah 1 tahun. Hal itu karena jangka waktu 1 tahun adalah waktu yang terbilang efektif untuk mendapatkan margin yang cukup.
3. Obligasi Negara Ritel (ORI)
Pemerintah Indonesia sudah sangat sering membuka penawaran obligasi ritelnya kepada masyarakat, untuk turut membantu iklim investasi di Indonesia.
Obligasi tersebut dikenal dengan nama ORI, yang pada dasarnya merupakan surat utang negara. Investasi ini tentu saja aman dan rendah resiko karena dikeluarkan oleh pemerintah.
Umumnya investasi ini ditawarkan dalam tenor rendah dengan batas minimal yang juga ditentukan.
Meski begitu, investor tetap bisa memilih untuk hold to maturity atau bisa juga menjual investasinya ke pasar sekunder untuk kembali mendapatkan margin keuntungan. Itulah kenapa, investasi ini cukup digemari karena sifatnya yang fleksibel.
4. Saving Bonds Ritel (SBR)
Sama halnya dengan ORI, SBR juga dikeluarkan oleh pemerintah. Dengan begitu, masyarakat tidak perlu terlalu khawatir dengan resiko yang ditimbulkan.
Bahkan, bisa dikatakan investor pada instrumen ini adalah pemberi pinjaman kepada pemerintah. Menariknya, instrumen ini menawarkan sistem early redemption.
5. P2P Lending
Ini adalah jenis investasi yang tergolong baru. Namun, masyarakat ternyata menyambut positif jenis investasi ini. Dalam prosesnya, masyarakat menjalankan fungsinya sebagai pemilik modal yang akan disalurkan kepada UMKM. Keuntungan yang akan didapat berasal dari suku bunga pinjaman.
Investasi ini menjadi alternatif yang menyumbang portofolio penyaluran kredit yang lebih besar ketimbang lembaga keuangan konvensional pada umumnya. Dengan investasi ini, UMKM di Indonesia bisa memiliki alternatif pembiayaan bagi usaha produktifnya, dengan proses yang cepat dan mudah.
Selain UMKM, masyarakat pun bisa mencoba investasi ini karena selain metode yang aman seperti halnya pembiayaan bank pada umumnya, masyarakat juga bisa mencoba sistem compounding. Dalam hal ini, keuntungan yang didapat dari sebuah investasi, bisa diinvestasikan kembali untuk pembiayaan yang lain.
Beragam jenis investasi jangka pendek telah banyak ditawarkan. Tidak hanya oleh lembaga keuangan konvensional, tetapi juga oleh perusahaan sekuritas berbasis syariah dan juga pemerintah. Masyarakat harus lebih cerdas dalam mengelola dana yang dimiliki.
Memilih investasi, meskipun dalam jangka waktu pendek, tetap harus diperhitungkan dengan optimal sesuai kebutuhan dan kemampuan keuangan masing-masing.