Thecronutproject.com – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan menguat untuk periode perdagangan Rabu (2/6). Pasar bakal mengamati pengumuman Inflasi bulan Mei 2021 yang rencananya diumumkan siang nanti oleh Badan Pusat Statistik (BPS).
“Investor bakal mempelajari rilis data manufaktur dan data inflasi,” jelas Dennies Christoper, Analis Artha Sekuritas di dalam risetnya.
BPS mencatat bahwa Indeks Harga Konsumen (IHK) mengalami inflasi atau kenaikan sebesar 0,13% periode bulanan (month-to-month/mtm) di April 2021. Sedangkan untuk inflasi secara tahunan (year-on-year/yoy), maka tercatat mencapai 1,42%.
Baca juga: Mahendra Siregar Ditunjuk Sebagai Ketua Satgas Sosialisasi UU Ciptaker
Secara teknikal, jelas dia, terdapat potensi terjadinya penguatan untuk jangka pendek. Pasar juga diwarnai oleh optimisme di tengah-tengah periode pembagian dividen emiten.
“IHSG diprediksi bakal menguat, secara teknikal terlihat adanya potensi uptrend (penguatan) untuk jangka pendek,” imbuhnya.
Ia memperkirakan bahwa IHSG berjalan di antara support 5.831-5.889 dan angka resistance 5.976-6.005. Beberapa saham yang direkomendasikan oleh Dennies antara lain PT Medco Energi International Tbk (MEDC), PT Surya Citra Media Tbk (SCMA), dan PT Media Nusantara Citra Tbk (MNCN).
Disisi lain, William Surya Wijaya, selaku Direktur Indosurya Bersinar Sekuritas memperkirakan IHSG akan menguat seiring dengan menjelang rilis inflasi. Sebab, pasar memperkirakan inflasi Indonesia masih tergolong stabil sehingga bisa menjadi sentimen yang positif terhadap indeks saham.
“Kuatnya fundamental perekonomian ikut menjadi penopang terhadap pergerakan IHSG sampai beberapa waktu mendatang,” jelasnya.
Perkiraannya, IHSG akan bergerak di posisi bawah level support 5.792 serta resistance 5.981. Dilihat secara teknikal, alur pergerakan IHSG sukses menggeser rentang konsolidasi menuju arah yang lebih baik.
Periode sebelumnya, IHSG ditutup menguat di perdagangan hari Senin (31/5). Indeks terletak di level 5.947, menguat 98,84 poin atau sebesar 1,69%.
Data RTI Infokom menampilkan investor bertransaksi sebesar Rp13,48 triliun dengan total saham yang diperdagangkan mencapai 22,13 miliar saham. Pelaku pasar asing menorehkan total net buy atau beli bersih di semua pasar mencapai Rp748,37 miliar.