Thecronutproject.com – Praktis dan cepat memasaknya. Itulah beberapa kelebihan dari frozen food. Kini, banyak orang yang lebih memilih menyediakan makanan beku sebagai stok di rumah.
Tertarik bisnis menggiurkan ini? cek dulu cara menghitung modal usaha frozen food.
Frozen food ini merupakan makanan beku berupa sayur, produk hewani, atau makanan olahan yang berbentuk beku, sehingga tahan lama. Apabila berbentuk makanan olahan, cukup menggoreng, mengukus, atau merebus, siap untuk mengkonsumsinya.
Bisnis ini semakin booming di Indonesia semenjak adanya pandemi Covid-19. Setiap orang harus tinggal di rumah, sehingga perlu memiliki stok makanan.
Salah satu yang menjadi pilihan adalah frozen food. Ini adalah peluang bagi para pebisnis.
Potensi Usaha Frozen Food
Tertarik menekuninya? Kamu harus menghitung modalnya. Namun, sebelum mengetahui modal usaha frozen food, ada baiknya memahami potensinya terlebih dahulu. Berikut ini adalah keunggulan bisnis tersebut.
1. Modal usaha frozen food bisa dimulai dengan modal kecil
Banyak orang yang ingin memulai suatu usaha, tetapi gagal karena terganjal minimnya dana.
Namun, modal usaha bisnis frozen food ini bisa kamu mulai dari modal kecil. Asalkan telaten, usaha ini bisa berkembang dari modal terbatas.
2. Banyak Peminatnya
Saat ini, makanan olahan dalam bentuk beku ini memiliki banyak peminat. Hampir semua orang tertarik kepraktisannya.
Umumnya, produk dengan banyak penggemar adalah olahan daging, ayam, atau seafood yang bisa untuk lauk, sekaligus camilan.
3. Produk Tahan Lama
Sebelum memasuki proses pembekuan, biasanya produk akan melewati penghampaan udara (vacum) terlebih dahulu.
Cara ini semakin membuatnya awet, karena minim bakteri pembusuk. Setelah beku pun, usianya menjadi beberapa bulan lebih lama.
Hal ini tentu menguntungkan, baik bagi penjual, maupun pembeli. Penjual untung karena masa jualnya lebih panjang, sehingga jangkauannya juga luas. Adapun bagi pembeli, tentu saja membuat mereka bisa memiliki stok bahan tahan lama.
Baca juga: Reseller Frozen Food: Tips Cari Supplier dan Panduannya
Perhitungan Modal Usaha Frozen Food
Sudah mengetahui potensi bisnisnya dan semakin tertarik memulai? Mari bersama kami menghitung modal yang kamu perlukan. Berikut ini adalah cara perhitungannya.
1. Tentukan Kebutuhan Alatnya
Pertama adalah menentukan modal alat yang kamu perlukan. Kami asumsikan, kamu akan memproduksi makanan beku. Jadi, perlu peralatan memasak, alat vakum, dan tentu saja freezer.
2. Buat Daftar Bahan
Selanjutnya, dalam menghitung modal bisnis frozen food, kamu perlu membuat daftar bahannya.
Ambil contoh membuat siomay udang dan ayam. Kamu akan memerlukan bahan baku ayam, udang, kulit siomay, dan aneka bumbu. Buat perhitungan secara mendetail.
3. Hitung Biaya operasional
Ini merupakan biaya yang kamu keluarkan untuk produksi, hingga penjualan. Contohnya bahan bakar, upah tenaga kerja, kemasan, listrik, dan sebagainya.
Agar lebih jelas, berikut ini adalah penghitungan secara rinci:
Modal Alat:
Peralatan memasak Rp 500.000
Mesin vakum + Sealer Rp 680.000
Freezer 200 L Rp 2.800.000 +
Total Rp 3.980.000
Modal Bahan:
Daging ayam fillet dan udang Rp 150.000
Wortel dan bawang daun Rp 20.000
tepung Rp 10.000
kulit pangsit Rp 25.000
Bumbu + telur Rp 27.000 +
Total Rp 232.000
Biaya operasional
Upah 1orang karyawan Rp 30.000
Listrik Rp 15.000
Kemasan Rp 20.000 +
Total Rp 65.000
Biaya bahan dan operasional itu adalah pengeluaran harian, maka kalikan 30 untuk mengetahui kebutuhan modal operasional satu bulan. Caranya, tambahkan bahan dan biaya operasional, kemudian kalikan 30. Hasilnya adalah Rp 8.910.000.
Selanjutnya, tambahkan dengan harga alat. Hasilnya adalah Rp. 12.890.000.
Itulah modal yang perlu kamu sediakan. Angkanya bisa berubah, sesuai harga di kotamu. Namun, bisa juga memulai usaha frozen food tanpa modal dengan menjadi reseller.
Baca juga: Rekomendasi Usaha Makanan Ringan Serba 2000
Kesimpulannya, modal usaha frozen food sangat fleksibel. Kamu bisa memulainya dengan modal yang cukup besar, atau bahkan tanpa uang sepeser pun, hanya dengan menjadi reseller. Hal yang penting adalah ketekunan, juga tertib mengelola keuangan.