Thecronutproject.com – Fenomena menurunnya valuasi beberapa emiten perbankan di bursa sedang menjadi pertanyaan besar yang ramai diperbincangkan para investor.
Beberapa menganggap jika penurunan ini terjadi disebabkan oleh ekonomi RI yang masih pada tahap resesi. Sebagian lagi berpendapat bahwa pindahnya investor ritel ke aset digital kripto menjadi faktor besar dibalik kemerosotan ini.
Mengamati fenomena tersebut, Christopher Andre Benas, selaku VP Equity Research RHB Sekuritas, menjelaskan bahwa memang terdapat beberapa alasan yang memicu saham-saham bank khususnya pada ke-empat big cap (BBNI, BMRI,BBCA, dan BBRI) mempunyai performa yang kurang memuaskan.
Faktor pertama, Christopher menyebutkan jika isu ekonomi yang sedang lesu tetap menjadi sentimen buruk terhadap kemajuan saham-saham perbankan yang di Indonesia. Hal itu lebih lanjut juga menyebabkan para pelaku asing mulai berbondong-bondong meninggalkan bank-bank Indonesia
“Kita harus melihat kembali volume perdagangan dan prospek ekonomi. Sehingga, ini kan perbankan sedang sensitif ke isu ekonomi jika saat ini kan outlook-nya masih belum jelas,” jelasnya di program Investime CNBC Indonesia, pada hari Jumat (28/5/2021) kemarin.
Bukan hanya itu, ia juga menjelaskan bahwa adanya pergeseran investor ritel ke cryptocurrency juga menjadi bagian dari katalis negatif terhadap laju saham-saham perbankan.
“Dari ritel mungkin lantaran terganggu kripto,” terangnya.
Dari fenomena tersebut, Christopher berpendapat bahwa sekarang merupakan momen terbaik untuk menambah koleksi saham perbankan, khususnya saham 4 perusahaan perbankan yang menjadi bagian big caps. Hal itu dorong oleh prediksi ekonomi pada semester kedua yang diproyeksikan akan membaik.
“Jika saya cenderung ke big four ini layak diakumulasikan,” imbuhnya. “Saya optimis pada second half bakalan bisa perform bagus.