Thecronutproject.com – Komponen yang turut dibutuhkan untuk mendongkrak dan membantu berjalannya usaha selain keunggulan jasa atau produk adalah sumber daya manusia. Walaupun badan usaha masih terbilang kecil, tetapi mengetahui dan menerapkan struktur organisasi perusahaan kecil yang tepat bisa berpengaruh besar pada kelangsungan usaha, lho!
Suka atau tidak suka, badan usaha atau perusahaan besar, kecil dan menengah tetap membutuhkan birokrasi, dan sistem yang baik.
Penerapan struktur organisasi akan membantu pembagian hak dan kewajiban bagi setiap SDM yang terlibat di dalamnya dengan lebih proporsional.
Kegunaan Struktur Organisasi Perusahaan Kecil yang Patut Kamu Pahami
Struktur organisasi secara sederhana adalah susunan unit kerja yang membagi peran, tugas, fungsi setiap sumber daya manusia atau tenaga kerja dalam sebuah perusahaan.
Struktur organisasi ini memiliki kegunaan mendasar dalam mendukung kolaborasi yang produktif antar setiap unit kerja dan individu di dalamnya, mengoptimalkan komunikasi, dan menjaga keteraturan di dalam perusahaan tersebut.
Ketiga kegunaan tersebut diharapkan dapat mendukung efektivitas dan efisiensi berjalannya bisnis.
Setiap perusahaan kecil beroperasi sesuai dengan visi organisasi yang diinginkan oleh pemilik bisnisnya sehingga struktur organisasi perusahaan kecil tidak memiliki bentuk yang baku dan pasti dapat diterapkan untuk semua perusahaan kecil.
5 Model Struktur Organisasi Perusahaan Kecil
Ada 5 pendekatan struktur organisasi yang mungkin cocok dengan visi kamu.
1. Struktur Secara Fungsional
Struktur ini adalah yang paling umum ditemukan dalam sebuah perusahaan, baik itu besar, tetapi juga secara khusus untuk perusahaan kecil. Struktur ini membagi hirarki dan mengelompokkan pekerjanya sesuai dengan fungsi atau tugas mereka dalam sebuah organisasi, berdasarkan tujuan yang sama.
Contohnya, dalam sebuah perusahaan ada tim IT, tim keuangan dan tim marketing yang bekerja sesuai dengan sasaran mereka masing-masing secara terpisah.
Kelebihan dari struktur ini adalah mengerucutkan fokus setiap pekerja untuk mengejar sasaran yang sama dari fungsi mereka. Tetapi, kekurangannya adalah struktur ini membuat kotak-kotak terpisah (silo) yang menghalangi setiap bagian untuk bekerja secara lintas fungsi.
2. Struktur Berbasis Proses
Struktur ini berfokus pada bagaimana pekerja dalam sebuah perusahaan bekerja berdasarkan tahapan proses untuk produk atau jasa sampai kepada pasar mereka.
Ilustrasinya struktur organisasi mengalir dari bagian penelitian dan pengembangan jasa atau produk terlebih dahulu, sebelum bagian customer acquisition melakukan tugasnya, setelah itu baru masuk kepada tahapan selanjutnya.
Struktur ini dinilai dapat membantu interaksi antara karyawan, dan meningkatkan produktivitas yang mengalir teratur. Kekurangannya adalah proses tersebut dalam mengkotak-kotakan setiap bagian dan beresiko menghambat feedback antara satu sama lain.
3. Struktur Matriks
Struktur yang satu ini mengkombinasikan gaya struktur berbasis fungsi yang lebih fleksibel. Dengan struktur matriks, setiap tim memiliki pemimpin tetapi bukan kepala departemen yang sifatnya fungsional dengan satu tujuan yang sama.
Hal ini membuka sistem pelaporan ganda, dimana karyawan melapor kepada seseorang yang memiliki peran fungsional, dan dengan orang lain yang memiliki peran terkait proyek yang dijalankan.
Kelebihannya adalah keterbukaan komunikasi yang lebih baik, dan juga fleksibilitas. Selain itu, struktur ini memudahkan penyampaian feedback sehingga pengambilan keputusan dapat dilakukan dengan lebih seimbang.
Kekurangannya terletak pada desentralisasi yang bisa jadi terlalu banyak dan membuat bingung pekerja tentang siapa yang bertanggung jawab untuk apa. Tapi, struktur ini cocok untuk perusahaan yang beroperasi pada tingkat internasional atau wilayah geografis yang terbagi-bagi.
4. Struktur Organisasi yang Dinamis (Mudah Berubah)
Struktur ini secara sederhana dinilai sangat dinamis. Seorang pemilik perusahaan kecil bisa memulai perusahaannya hanya dengan anggota organisasi yang terdiri dari dirinya dan seorang asisten atau rekanan dalam hirarki atau fungsi lain sesuai kebutuhan.
Keadaan tersebut mungkin terlihat berantakan pada awalnya. Kemudian, struktur organisasi perusahaan kecil ini bisa berubah sesuai kebutuhannya.
Contohnya menambahkan karyawan untuk bagian creative marketing ketika perusahaan dinilai sudah mulai dikenal dan butuh usaha lebih besar untuk meningkatkan awareness dan engagement.
Jika di kemudian hari, arah bisnis perusahaan tersebut berkembang ke tujuan lain, maka strukturnya akan disesuaikan dengan kebutuhan bisnis dan pelanggan atau pasar yang menjadi target perusahaan tersebut.
5. Struktur Datar
Yang terakhir dari ulasan kali ini adalah struktur datar. Struktur ini mulai diadopsi oleh beberapa perusahaan rintisan di Indonesia saat ini. Struktur datar ini cocok untuk sebuah perusahaan yang tidak menanamkan perbedaan dalam otoritas.
Proses pengambilan keputusan dapat berjalan sama rata, artinya sangat terbuka. Tujuannya supaya perusahaan dapat lebih transparan, juga lebih memotivasi karyawan dalam produktivitasnya untuk keberlangsungan perusahaan. Tidak ada ‘tekanan’ untuk melapor kepada level manager atau senior.
Kekurangan struktur ini adalah bagaimana cara membuat semua orang sepakat dalam proses pengambilan keputusan dan menemukan keselarasan.
4 Kondisi yang Patut Dipertimbangkan Dalam Menetapkan Struktur Organisasi
Sebagai pemilik perusahaan, poin mendasar yang perlu diperhatikan ketika akan menentukan tipe struktur organisasi perusahaan kecil yang akan diterapkan adalah :
- Keselarasan dengan tujuan, nilai-nilai (values) serta visi-misi bisnis yang ingin dicapai,
- Tentukan jumlah berdasarkan kebutuhan dan kemampuan perusahaan, semakin sederhana strukturnya akan semakin memudahkan komunikasi dan alur kerja,
- Distribusi tugas (lingkup kerja) yang jelas untuk setiap individu dan setiap divisi atau unit kerja perusahaan,
- Tempatkan garis koordinasi yang jelas agar tidak tumpang tindih.
Walaupun ada berbagai jenis tipe struktur organisasi perusahaan kecil yang umum, tetapi kamu tetap dapat menentukan model yang paling tepat dengan kondisi dan tujuan bisnis.